Kamis, 17 September 2015

SDN Pancoran 03 Pagi, 09-09-2015.

Benar hari-hari yang tak terlupakan buat saya. Hari dimana saya menjadi sangat menghormati guru SD sejak saat itu. Berawal dari postingan iklan pendaftaran kelas inspirasi jakarta 4 dari teman saya di social media, saya langsung mendaftar. Kelas inspirasi adalah salah satu kegiatan turunan Indonesia Mengajar. Sebenarnya saya sudah tau kegiatan ini sejak 2 tahun yang lalu, tapi saat itu pengalaman saya belum cukup untuk bisa menginspirasi, jadi waktu itu cuma bisa berharap suatu hari nanti bisa ikutan kelas inspirasi. Dan tepat tanggal 11 agustus 2015, harapan saya yang dulu, menjadi kenyataan. Saya mendapat email dari kelas inspirasi yang memberitahukan kalau saya terpilih menjadi relawan pengajar dikelas inspirasi jakarta 4. Undangan briefing pun sudah diinfokan, pengelompokkan juga sudah ditentukan. Ya, saya masuk kelompok 18. Melalui whatsapp, saya dan teman teman dikelompok 18 dipertemukan. Kegiatan dimulai dengan briefing tanggal 22 agustus 2015 di Hall ground-Grand Ballroom Pertamina. Sayapun berangkat dari kosan saya digunung putri ke TKP. Begitu masuk ke ruangan dan untuk pertama kalinya saya bertemu langsung dengan teman teman kelompok saya. Acara dimulai, tiba-tiba saja saya jadi merinding, kurang lebih ada 1000 an orang didalam ruangan itu, sungguh terasa energi positif yang begitu kuat. Mereka tidak dibayar sama sekali, sepanjang acara juga hanya mendapat air mineral. Tapi sungguh luar biasa, mereka mau meluangkan waktu mereka untuk hal yang positif ditengah gemerlap ibu kota. Setelah acara selesai, kelompok kami yang terdiri dari 7 inspirator, 2 dokumentator dan 1 fasilitor mulai menyusun rencana untuk acara hari H nanti, tanggal 09 Sept 2015. Kelompok kami ditempatkan disekolah SDN Pancoran 03 Pagi. Segala persiapan dilakukan, mulai dari survey lokasi SD, meeting, sampai dengan belanja untuk persiapan kelas inspirasi dan sampailah pada hari inspirasi.
Malamnya saya sudah booking taxi karena harus berangkat jam 5 pagi dari kosan. Malam itu saya sudah selesai mempersiapkan keperluan mengajar nanti. Lesson plan yang sudah kususun sehari sebelumnya dan properti untuk mengajar nanti. Hari Inspirasi tiba, pukul 06.30 saya harus sudah sampai di sekolah. Opening dimulai pukul 07.00, semua murid berkumpul dilapangan, saya dan teman teman kelompok memperkenalkan diri, setelah menyanyikan lagu wajib, semua murid dipersilahkan untuk masuk kelas. Hari itu saya kebagian 4 kelas dan masing-masing kelas diberi waktu 45 menit untuk mengajar. Kelas pertama saya adalah kelas 6. Dengan berbekal arahan saat briefing dan lesson plan yang sudah saya buat, saya membuka kelas dengan semangat. Sebelum memulai kelas saya meminta anak-anak untuk memperkenalkan diri dan meyebutkan cita-cita mereka masing masing secara bergilir. Dikelas 6, suasana mengajar berjalan kondusif, dan suara saya hampir habis baru kelas pertama. Dikelas 6, paling tidak mereka sudah banyak tau apa itu apoteker dan ditengah mengajar saya juga meminta beberapa anak untuk mempraktekan jadi dokter, pasien dan apoteker agar mereka tau dimana posisi apoteker bekerja. Fasilitator sudah mengetuk pintu kelas, tandanya saya harus beralih kekelas berikutnya. Kelas 3, ya kelas berikutnya adalah kelas 3. Belum masuk saja, saya sudah disambut beberapa murid yang sedang bermain dorong-dorongan sampai terjatuh didepan pintu kelas. Saya sudah kebayang bagaimana kondisi didalam kelas. Sungguh sangat berbeda dengan kelas sebelumnya. Kelas 3 belum bisa diajak fokus mendengar dalam waktu yang lama. Ketika saya sedang mengajar, ada anak yang tiba tiba maju kedepan, dia mau duduk didepan disamping saya mengajar. Beberapa anak juga ada yang keluar. Sungguh tidak kondusif dan akhirnya saya mengajak mereka keluar kelas. Pikiran saya, ingin mengajak mereka bermain salah satu permainan yang memang sudah saya persiapkan di lesson plan. Tapi sayangnya tidak berjalan mulus, saya agak kesulitan untuk mengatur mereka dihalaman sekolah. Setelah permainan selesai, saya meminta mereka masuk kembali kekelas. Saya masih punya 15 menit mengajar. Kebetulan saya membawa boneka tangan, dan setrlah saya keluarkan boneka itu dan duduk dibawah siap untuk bercerita, barulah anak anak mulai tertarik dan duduk mengelilingi saya. Disitulah saya memeragakan peran apotker dengan boneka tangan sambil bercerita. Jam pelajaran kedua selesai. Suara saya benar benar hampir habis dan baju juga sudah basah keringat, karna saya pakai jas apoteker. Untung jam berikutnya saya istirahat. Kelas yang ketiga adalah kelas 4, kelas yang sungguh berbeda dengan kelas kelas sebelumnya. Mereka sangat mudah diatur dan sangat antusias. Setiap kali saya meminta mereka untuk salah satu maju kekelas, hampir semuanya mengangkat tangan. Saya beri pertanyaan, mereka dengan segera mengangkat tangan dan menjawab. Sungguh anak anak yang pintar. Andai saja suasana kuliah saya seperti ini mungkin dosennya seneng banget. Kelas terakhir adalah kelas 1. Cerita dari pengajar sebelumnya, sudah ada 3 murid yang nangis dikelas selama dia mengajar. Maklum saja karna mereka baru beberapa bulan masuk sekolah SD. Karna kelas terakhir adalah closing acara, dimana murid murid nantinya diminta untuk menulis nama dan cita cita mereka di kertas yang nantinya ditempel dipapan cita cita dan 1 lagi dikertas yang nantinya diserahkan ke guru sekolah untuk nanti saat pembagian rapor diserahkan ke orang tua masing masing agar orang tua tau cita cita anaknya dan berharap bisa ikut mewujudkannya. Baru masuk kelas saja sudah ada yang berantem rebutan kertas, dan nangis untung saja dengan segera bisa saya tangani. Sepanjang dikelas saya mendampingi mereka menulis cita cita mereka dibantu 1 relawan pengajar karna saya minta bantuan selama dikelas 1. Cita cita dikelas 1 begitu unik, ada yang menulis cita citanya ingin jadi pahlawan dan yang bikin speechless adalah ada yang cita citanya pengen jadi ultraman. Dan dia sangat semangat sekali menyebutkannya didepan ku "bu guru cita cita aku pengen jadi ultraman". Acara closing dikelas 1 selesai dan mereka mencium tangan saya salaman satu2. Sungguh anak anak yang polos. Semoga hari ini bisa menginspirasi mereka. Closing semua anak anak dikumpulkan dihalaman sekolah kembali dan penyerahan papan cita cita ke guru SDN pancoran 03. Selesai sudah tugas saya dan teman teman kelompok saya menginspiasi hari ini..

Semoga 15 tahun kemudian akan ada apoteker apoteker penerus.

Sabtu, 07 Maret 2015

Si Cacing dan kotoran kesayangannya

"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" adalah judul buku yang ditulis sama Ajahn Brahm, dia seorang biksu dan bukunya itu isinya tentang kisah2 pengalamannya selama petapa. Cetakan 1 tahun 2009, udah lumayan lama tapi bagi yg belum pernah denger atau baca pokoknya recommended deh. Gue juga tau buku ini karena direkomendasiin plus dipinjemin juga sih dan bukunya sampe sekarang nggak diambil sama yang minjemin hehe.. *curcol
Gue mau mengutip salah satu kisah yang ada dibuku "Si Cacing dan kotoran kesayangannya" yg menurut gue bagus.

"Menyalahkan Orang Lain"

Suatu hari, seorang mahasiswi datang menemui seorang biksu di wihara kami. Dia akan menempuh ujian penting dalam beberapa hari kedepan dan dia ingin biksu itu membacakan parrita untuknya, supaya dia bernasib baik. Sang biksu dg baik hati memenuhinya , dg pikiran hal itu akan memberikan si mahasiswi rasa percaya diri. Semuanya gratis. Dia tidak memberi dana.

Kami tidak pernah melihat perempuan muda itu lagi, tetapi saya dengar dari teman-temannya, dia menyebarkan berita bahwa biksu2 diwihara kami payah, tidak bisa membaca parrita dg benar. Ujiannya gagal.

Temannya juga menceritakan kepada saya bahwa dia gagal karena dia nyaris tidak belajar sama sekali. Dia adalah seorang cewek pesta. Dia berharap agar para biksu-lah yang mengurusi "hal2 yang kurang penting", bagian akademik dari kehidupan kampus.

Memang kelihatannya enak menyalahkan orang lain saat anda tertimpa hal2 yang buruk, tetapi menyalahkan orang lain itu jarang menyelesaikan masalah.

Seseorang gatal-gatal dipantat.
Dia menggaruk-garuk kepalanya
Gatalnya tidak akan hilang.

Itulah cara Ajahn Chan menggambarkan orang yg menyalahkan orang lain, seperti hal gatal-gatal dipantat dan menggaruk garuk kepala.
(Page 149)